sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO ingin pertahankan hubungan dengan AS

Presiden Donald Trump pada Jumat (29/5) mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memutuskan hubungan dengan WHO.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 02 Jun 2020 13:04 WIB
WHO ingin pertahankan hubungan dengan AS

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (1/6) mengatakan bahwa dia berharap kemitraan organisasi yang dipimpinnya dapat berlanjut dengan Amerika Serikat.

Pernyataan Tedros tersebut datang setelah Presiden Donald Trump pada Jumat (29/5) mengatakan bahwa AS akan memutuskan hubungan dengan WHO.

"Kontribusi dan kemurahan hati AS terhadap isu-isu kesehatan global selama beberapa dekade terakhir sangat signifikan. Hal itu telah membuat perbedaan besar terkait kondisi kesehatan masyarakat di seluruh dunia," kata dia. "Harapan WHO adalah kolaborasi ini dapat berlanjut."

Tedros menyatakan bahwa dia mengetahui keputusan Trump dari media, hingga saat ini belum ada pernyataan formal dari AS.

Bulan lalu, Trump mengancam akan secara permanen menghentikan pendanaan bagi WHO dan menarik keanggotaan AS jika organisasi tersebut tidak melakukan perbaikan substantif dalam 30 hari ke depan.

Trump telah berulang kali mengkritik respons WHO terhadap coronavirus jenis baru. Dia juga mengklaim bahwa organisasi tersebut China-sentris.

China bereaksi keras terhadap keputusan Trump untuk mengakhiri hubungan AS dengan WHO, menggambarkannya sebagai langkah yang egois.

Risiko penularan di tengah protes di AS

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, ahli epidemiologi WHO, Marie Van Kerkhove, menyinggung soal risiko kesehatan yang muncul di tengah protes antirasisme di AS.

Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan pecah di sejumlah wilayah di Negeri Paman Sam setelah kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, pada 25 Mei.

Kerkhove menuturkan, kontak dekat yang terjadi dalam demonstrasi dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa per Senin, negara tersebut mencatat 1.787.680 kasus positif Covid-19, termasuk 104.396 kematian. Menurut data dari situs pelacak Johns Hopkins University dan worldometers.info, angka kesembuhan di AS melampaui 458.000.

Lebih lanjut, dalam pengarahan pada Senin, Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan bahwa dalam 24 jam, organisasi itu akan memutuskan apakah akan melanjutkan uji coba obat malaria, hyrdroxychloroquine. Uji coba ditangguhkan setelah ada kekhawatiran akan penggunaan obat itu bagi pasien coronavirus jenis baru.

Trump adalah salah satu orang yang secara konsisten mempromosikan hyrdroxychloroquine untuk mengobati pasien Covid-19. (Reuters dan CNBC)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid