sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Para "pengepul" vaksin Covid-19

Mayoritas vaksin yang siap diproduksi telah diijon negara-negara kaya.

Christian D Simbolon
Christian D Simbolon Kamis, 03 Des 2020 09:41 WIB
Para

Kebutuhan vaksin kian urgen seiring dengan lahirnya gelombang kedua pandemi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Seolah berkejaran dengan waktu, perusahaan-perusahaan farmasi global mengebut uji klinis tahap terakhir. 

Menurut catatan World Health Organization (WHO), setidaknya ada 10 vaksin yang tengah atau telah selesai diuji klinis ke manusia. Dua di antaranya, yakni Moderna dan Pfizer/Biontech, telah mengajukan izin penggunaan darurat dan mengklaim efektivitas vaksin di atas 90%. 

Meski begitu, imunisasi populasi secara global tidak akan mudah dituntaskan dengan cepat. Pasalnya, mayoritas vaksin telah diijon oleh negara-negara kaya. Negara-negara miskin umumnya tidak punya duit untuk berburu vaksin.

Hasil riset Global Health Innovation Centre di Duke University, North Carolina menemukan bahwa sudah ada 3,8 miliar dosis vaksin yang diijon negara-negara kaya. Sejumlah negara bahkan telah memesan lebih dari dua dosis per orang untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Sponsored

Kanada, dengan 9 dosis vaksin per orang, menjadi pengijon terbesar. Negara itu diperkirakan mengamankan 338 juta dosis vaksin jika mengacu pada jumlah penduduknya pada 2019, yakni 37,5 juta orang. Di bawah Kanada, ada Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. 

Hitung-hitungan Reuters juga mirip-mirip. Menurut Reuters, sudah ada 4,4 miliar vaksin yang diijon negara-negara berpendapatan tinggi. Per 24 November, dengan raupan sebesar 800 juta dosis, AS menjadi pengepul vaksin terbesar. 
 

Berita Lainnya
×
tekid