alinea interactive report

Please Wait ...

'Satpam' Aplikasi Tokopedia Lahirkan Inovasi

Akses pengetahuan teknologi yang merata demi terciptanya talenta digital harapan bangsa

img
img

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna internet tercepat. Laporan We Are Social berjudul Digital 2021, mencatat pengguna internet di Tanah Air sebanyak 72,7 juta pada tahun 2015, lalu melonjak hingga 178,86% menjadi 202,6 juta orang sampai tahun 2021.

Seiring dengan itu, data tersebut juga menyebutkan peningkatan pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 72 juta akun pada 2015 yang naik 136,11% menjadi 170 juta akun pada 2021. Tak hanya media sosial, masyarakat pun semakin adaptif dengan pembayaran berbasis elektronik. 

Besarnya potensi pasar digital menjadikan Indonesia sebagai tempat yang ‘subur’ bagi lahirnya perusahaan-perusahaan rintisan (startup) maupun perusahaan teknologi.

img

Menurut Startup Ranking, Indonesia memiliki 2.324 startup per Desember 2021. Pemerintah pun menyadari Indonesia membutuhkan talenta-talenta digital atau sumber daya manusia (SDM) seiring dengan bertambahnya perusahaan teknologi di Tanah Air. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto pada suatu kesempatan menargetkan lahirnya 9 juta talenta digital dan mencapai target 113 juta talenta digital pada tahun 2030 mendatang.  

Untuk itu, pemerintah tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Menjawab hal itu, Tokopedia sebagai marketplace dalam ekosistem GoTo Group turut berkomitmen membantu pemerintah mencapai target tersebut.

Head of External Communications Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan salah satu cara mencari bibit talenta digital adalah melalui START Summit yang diadakan setiap tahun. Konferensi teknologi tahunan terbesar dari Tokopedia ini berada di bawah naungan Tokopedia Academy yang bertujuan sebagai wadah untuk berbagi pengalaman, solusi, dan inovasi bagi para talenta digital Indonesia.

ekhel
img
Kami percaya dibutuhkan talenta terbaik untuk menciptakan produk dan layanan terbaik yang dapat mempermudah kehidupan masyarakat. Maka dari itu, Tokopedia fokus mengembangkan talenta digital melalui berbagai upaya, salah satunya START Summit.”
LEONTINUS A. EDISON
Co-founder & Vice Chairman, Tokopedia
img

Tahun ini, START Summit digelar pada Sabtu, 16 Juli 2022 secara gratis. Gelaran ini bisa disaksikan daring melalui kanal video streaming Tokopedia Play, akun resmi YouTube Tokopedia dan Instagram @InsideTokopedia, serta website Tokopedia Academy. 

Pada tahun ini, START Summit mengambil tema ‘Driving Innovation at Scale’. “Ini menarik sekali karena technology is one thing tapi skalabilitas benar-benar hal lain yang harus diperhatikan,” kata Co-Founder and Vice Chairman Tokopedia Leotinus Alpha Edison pada saat yang sama.

Menurutnya, keberadaan teknologi akan lebih berguna dan dapat dirasakan manfaatnya ketika para penggunanya saling berbagi. Mulai dari memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan berbagai masalah, menciptakan solusi hingga inovasi di bidang teknologi berdasarkan best practice.

“Lewat konferensi ini, Tokopedia akan berbagi cerita dan pengalaman mendorong inovasi dalam skala besar untuk menjawab berbagai tantangan, khususnya pandemi,” tambahnya. 

Dia menambahkan berbagai inovasi Tokopedia tidak lepas dari kolaborasi bersama para mitra strategis, salah satunya talenta digital. “Kami percaya dibutuhkan talenta terbaik untuk menciptakan produk dan layanan terbaik yang dapat mempermudah kehidupan masyarakat. Maka dari itu, Tokopedia fokus mengembangkan talenta digital melalui berbagai upaya, salah satunya START Summit,” bebernya.

img

img Pelaksanaan START Summit 2022. FOTO:DOK. TOKOPEDIA

Pada START Summit kali ini, Tokopedia melibatkan puluhan pembicara ahli, termasuk Leontinus sendiri. CTO Tokopedia Herman Widjaja, COO Tokopedia Melissa Siska Juminto, SVP of Data Protection and Privacy Office Tokopedia Leny Suwardi, juga turut menjadi pembicara pada acara ini. Adapun isu yang dibahas tak lepas dari inovasi Tokopedia, yang berkaitan dengan Core Engineering, Data, Infrastructure and Engineering Productivity, Front-End, serta Security/Data Protection and Privacy Office/Risk.

Leontinus menambahkan Tokopedia sendiri telah mengalami pertumbuhan signifikan terutama dari sisi jumlah penjual sepanjang 2019 sampai 2022 yakni dari lebih dari 7,2 juta menjadi lebih dari 12 juta di 2022.

“Ini tidak lepas dari kehadiran inovasi teknologi dan talenta digital, karena inovasi mempermudah peluang masing-masing memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi,” paparnya. 

Di sisi lain, Tokopedia juga memiliki sederet program lain seperti TGTC x project, Tokopedia Internship, Product Design Academy, serta Summer Acceleration sebagai program kolaborasi dengan berbagai universitas.

“Harapannya masyarakat bisa belajar, berkolaborasi, dan mendapatkan kurikulum terkait teknologi yang langsung oleh para ahli di bidangnya. Tujuannya, pemerataan akses belajar bagi semua orang, anak-anak SMA (sekolah menengah atas), kuliah yang ingin berkarya di industri teknologi,” tandas Tika.

Tidak hanya itu, Tokopedia Academy juga menjalin kerja sama dengan universitas untuk pembuatan pusat AI (Artificial Intelligence), modul perkuliahan, hingga Tokopedia Goes to Campus dan masih banyak lagi. Tokopedia Academy juga bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui SIBERKREASI dalam program Tokopedia NextGen. Ada pula program Magang Bersertifikat dan Hackathon DevCamp berkolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbud Ristek.

img

Tika mengisahkan tugasnya bertanggung jawab merancang aplikasi yang tak hanya mudah bagi pengguna, namun juga membantu mitra untuk meningkatkan skala bisnisnya. Tika dan tim teknologi Tokopedia perlu menjaga kualitas setiap fitur dan aplikasi dengan automation test hingga apps help monitoring.

Dalam ekosistem Tokopedia, lanjutnya, Nakama–sebutan untuk karyawan Tokopedia– diberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan kapasitasnya.

“Ini terlihat dari knowledge sharing di luar dan dalam Tokopedia baik untuk soft skill dan hard skill,” sebutnya.

Karena, dia menilai, untuk bekerja di perusahaan teknologi, sumber daya manusia (SDM) tak hanya perlu menguasai kemampuan teknologi (hard skill) tapi juga soft skill seperti komunikasi yang baik dan mampu berkolaborasi dengan tim. 

“Kuncinya adalah mau untuk belajar,” kata Tika soal tips utama bekerja di perusahaan teknologi.