Sejak berdiri pada 2009 silam, Tokopedia terus berinovasi untuk menjadi ‘rumah’ bagi UMKM yang telah menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Pandemi pada tahun 2020 bahkan telah menyebabkan sekitar 30 juta UMKM bangkrut berdasarkan catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Padahal, sebelum pandemi kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 60,3% atau mencapai Rp8.547 triliun, menyerap 97% tenaga kerja, dan berkontribusi terhadap ekspor hingga 15,7%.
Sayangnya dalam membangun bisnisnya, tidak dimungkiri UMKM masih mengalami berbagai kendala. Dalam Booklet “Inisiatif Hyperlocal: Kontribusi Tokopedia untuk Geliat UMKM Nasional”, beberapa masalah yang menjadi kendala adalah permodalan yakni 51,9%, pemasaran 37,42%, bahan baku 8,59%, ketenagakerjaan 1,09%, distribusi transportasi 0,22%, dan lain-lain 3,93%.
Karena itu, untuk menguatkan usaha akar rumput, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah melakukan sejumlah strategi. Yakni, dukungan pembiayaan, pengembangan kapasitas dan pendampingan, hingga dorongan digitalisasi UMKM.
“UMKM lokal juga memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital, namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar. Sebagai gambaran, Jakarta menyumbang 17% terhadap PDB (produk domestik bruto) Indonesia,” jelas AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho.
Selain itu, digitalisasi juga menjadi kunci agar UMKM semakin resilien dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. Terbukti, menurut World Bank 80% UMKM yang go-digital dapat mempertahankan bisnisnya selama pandemi. Di sisi lain, ekonomi digital Indonesia pada 2025 mendatang diperkirakan dapat menyentuh angka hingga US$130 miliar. Salah satu upaya mempercepat digitalisasi UMKM adalah dengan bantuan e-commerce yang menjadi jembatan. Diperkirakan, kontribusi e-commerce untuk ekonomi digital Indonesia mencapai 73% hingga 2025.
Terlebih lagi, pengguna internet di tanah air juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Di mana pada 2022 mencapai 210,67 juta jiwa dan akan meningkat hingga 293,03 juta jiwa pada 2026 mendatang. Lonjakan pengguna internet yang terjadi ini diprediksi akan mengubah lanskap perekonomian digital dalam negeri. Untuk itu, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan digitalisasi UMKM yang lebih merata.
“Dibutuhkan sinergi dari semua pihak untuk membantu UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian. Hal ini yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak 2020,” kata Trian.