Badan Pangan Nasional ungkap 3 hal antisipasi ancaman krisis pangan global

Indonesia harus berperan aktif untuk mengantisipasi dan bertindak untuk mengurangi konsekuensi krisis pangan. 

Ilustrasi food estate. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Plt Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Eddy mengatakan, dunia internasional dihadapkan pada krisis global yakni, energi pangan dan keuangan sebagai dampak dari perubahan iklim, pandemik, dan perang Ukraina dan Rusia.

Berdasarkan data FAO pada 2021, diperkirakan pada 2050 jumlah penduduk dunia tembus sebanyak 10 miliar, sehingga untuk dapat mencukupi pangannya, maka produksi pangan dunia harus naik setidaknya sebesar 70%.

Oleh karena itu, komunitas internasional termasuk Indonesia, harus berperan aktif untuk mengantisipasi dan bertindak untuk mengurangi konsekuensi krisis pangan. Hal itu di ungkapkan Sarwo, dalam acara yang bertajuk “Simposium Pangan & Gizi Memperingati Hari Pangan Sedunia Ke-42” oleh YouTube Badan Pangan Nasional secara daring, Jumat (21/10).

Sarwo menyampaikan, pada 20 Juni 2022, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan untuk antisipasi krisis pangan melalui peningkatan produksi, memastikan offtacker, dan ground plan atau perencanaan pangan yang baik.

Peningkatan produksi
Peningkatan produksi terkait komoditas pangan harus dilakukan secara besar-besaran dengan menyesuaikan karakter masing-masing di setiap daerah di Indonesia.