APBI pertanyakan kebijakan menaikkan target produksi batu bara

penambahan produksi membuat stok batu bara di pasar melimpah

Sejumlah pekerja melakukan proses bongkar muat batubara di Dermaga Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jateng/AntaraFoto

Kebijakan Kementerian ESDM menaikkan target produksi batu bara tahun ini menjadi 585 juta ton, dari sebelumnya 485 juta ton, dikhawatirkan berdampak negatif pada harga batu bara. 

Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Baatubara Indonesia (APBI) Pandu Patria Sjahrir, mengatakan, penambahan produksi membuat stok batu bara di pasar melimpah. Akibatnya harga jual batu bara di pasar internasional turun. 

“Ini kan soal current account deficit (CAD). Peningkatan 100 juta ton hampir 20% dari total produksi. Ketakutan dari industri adalah penurunan harga. Ternyata benar, tiga minggu terakhir harganya turun luar biasa, kurang lebih hampir US$ 20 per ton,” kata Pandu di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/9). 

Indonesia mempunyai pengaruh terhadap harga batu bara di pasar dunia. Pasalnya nilai ekspornya cukup besar dibanding negara lain. Penambahan ekspor batu bara meningkatkan ketidakpastian bagi industri pertambangan batu bara, terutama masalah harga.

“Signalling (tambahan produksi) ini banyak memberikan ketidakpastian dari sisi industri. Cara seperti itu membuat market menjadi was-was," ujarnya.