Astra jual Bank Permata ke Bangkok, bank-bank RI dikuasai asing

Perbankan Indonesia semakin dikuasai oleh investor-investor asing menyusul penjualan Bank Permata oleh Grup Astra kepada Bangkok Bank.

Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich (kedua kanan), Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto (kedua kiri), Group Head Corporate Development Standard Chartered David Churchman (kanan) dan Wakil Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro, menandatangani naskah perjanjian pembelian saham bersyarat antara Bangkok Bank, Standard Chartered Bank PLC dan PT Astra International Tbk, untuk mengakuisisi 89,12% kepemilikan agregat di PermataBank, di Jakarta, Kamis (12/12). / Antara Foto

Perbankan Indonesia semakin dikuasai oleh investor-investor asing menyusul penjualan Bank Permata oleh Grup Astra kepada Bangkok Bank.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menilai keputusan PT Astra International Tbk. (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB) untuk melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) kepada Bangkok Bank Public Company Limited positif bagi industri perbankan karena membuat sektor perbankan Indonesia didukung oleh pemodal-pemodal besar di dunia.

"Penjualan saham Bank Permata ke Bangkok Bank membuat sektor finansial, khususnya perbankan memiliki dukungan modal besar. Di luar Bank BUMN, pemegang saham bank besar di Indonesia adalah raksasa finansial dunia," ujar Alfred di Jakarta, Rabu (18/12).

Sejumlah bank besar di Indonesia mayoritas memiliki mitra strategis dari lembaga keuangan asing. Misalnya, Bank OCBC NISP dengan pemodal Singapura, Bank BTPN dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) asal Jepang dan Bank Danamon yang telah diakuisisi oleh Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc. (MUFG).

Bank BTPN kemudian merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBC Indonesia) yang juga dimiliki oleh SMBC pada Februari 2019. Sementara Bank Danamon juga merger dengan Bank Parahyangan yang sebelumnya sudah diakuisisi MUFG pada Mei 2019 lalu.