BRI: Inovasi pembiayaan segmen mikro dibutuhkan

Inovasi yang dibutuhkan dari lembaga pembiayaan akan sangat kompleks, karena tidak hanya menggunakan teknologi.

Seorang perempuan berjalan melewati Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, 4 Desember 2009. Foto Reuters/Crack Palinggi.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menilai, inovasi dibutuhkan di tengah pandemi seperti saat ini, khususnya bagi pembiayaan segmen mikro.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, tantangan di pembiayaan segmen mikro tidak mudah. Menurutnya, posisi UMKM di Indonesia hari ini sangat strategis, mulai dari posturnya yang 97,22% menyumbang tenaga kerja dan 60% menyumbang PDB, tetapi, dalam posturnya masih didominasi segmen mikro.

"Pemberdayaan dan pemerataan jadi sangat penting. Lebih 40% portofolio pembiayaan ada di mikro, maka isu pemberdayaan jadi sangat penting," kata Supari, Rabu (28/4).

Menurutnya, banyak yang mengira pembiayaan di segmen mikro itu mudah dilakukan, karena perilakunya sederhana, dan cenderung tidak formal. Akan tetapi, di dalam segmen mikro itu tersegmentasi lagi ke enam segmen berdasarkan perilaku dan skala usahanya. 

"Yang terjadi, mikro dikira segmen yang homogen perilakunya, ternyata tidak. Karena itu dengan situasi seperti ini, tidak cukup hanya adaptasi, tetapi juga mengubah mindset," tutur dia.