Kerja sama dengan Jerman, ESDM resmikan mesin pembuat es tenaga surya di NTT

Proyek ini memenuhi sistem pendingin bagi para nelayan karena banyak hasil tangkapan ikan di wilayah terpencil Indonesia yang terbuang.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), meresmikan fasilitas pembuat es tenaga surya atau solar ice maker (SIM) di Sulamu, Kupang, Nusa Tenggara Timur.  Foto Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), meresmikan fasilitas pembuat es tenaga surya atau solar ice maker (SIM) di Sulamu, Kupang, Nusa Tenggara Timur.  

Pembuat es tenaga surya tersebut merupakan hasil kerja sama Kementerian ESDM dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dalam proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potentials through Renewables (ExploRE). 

Country Director GIZ Indonesia Martin Hansen menyampaikan, proyek ini bertujuan memenuhi sistem pendingin bagi para nelayan karena banyak hasil tangkapan ikan di wilayah terpencil Indonesia yang terbuang. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya akses terhadap es maupun mesin pendingin untuk mengawetkan ikan.

Di Sulamu, fasilitas pabrik es dan penyimpanan dingin hanya berada di Pelabuhan Oeba yang jaraknya 85 kilometer. 

"Di Sulamu sendiri kadang-kadang bisa mengalami 15% kerugian dari ikan yang terbuang itu," ucap Hansen di Sulamu, NTT, dalam kegiatannya yang dipantau online, Selasa (1/11).