Gawat! Coronavirus pukul pariwisata Indonesia

Penutupan penerbangan dari dan ke China karena dampak coronavirus otomatis menihilkan potensi devisa negara sebesar Rp54,8 triliun.

Ilustrasi coronavirus hantam pariwisata. Alinea.id/Oky Diaz Fajar

Januari 2020, Li Wenliang, dokter salah satu rumah sakit di Kota Wuhan, China harus berurusan dengan pihak kepolisian lantaran diduga telah menyebarkan isu bohong terkait virus mematikan yang membuat gaduh satu negara.

Li dan delapan rekan sejawatnya dipaksa menandatangani surat pengakuan bahwa apa yang dikatakannya itu salah. Pemerintah China, kala itu, masih berupaya membungkam siapapun yang berani angkat bicara soal penyebaran virus yang belakangan diketahui bernama corona tersebut.

Setelah virus ini merebak, menjangkiti, dan membunuh ratusan orang, barulah pemerintah Tiongkok memberikan peringatan warganya untuk berhati-hati terhadap coronavirus.

Kota Wuhan yang dipercaya sebagai distrik awal wabah pneumonia itu ‘menetas’ diisolasi. Tidak ada satupun orang yang boleh keluar ataupun masuk kota ini. Siapapun, tidak peduli warga asli, pendatang, atau bahkan turis.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Kamis (30/1) waktu setempat akhirnya menetapkan virus yang kini bernama COVID-19 (Coronavirus disease) itu sebagai kondisi gawat darurat global. Langkah ini ditetapkan menyusul jumlah korban tewas yang terus bertambah—saat itu angkanya sudah mencapai 213 orang.