Indonesia punya peluang gantikan China masuk ke pasar AS

Beberapa produk ekspor unggulan Indonesia juga diekspor China ke AS. Di antaranya adalah TPT, alas kaki, furniture kayu, dan permesinan.

Berdasarkan catatan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), nilai ekspor sepatu asal Indonesia mencapai US$3,5 miliar per September 2017. Pasar Amerika Serikat menyumbang US$995,49 juta/AntaraFoto

Terjadinya perang dagang AS-China berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi global. Seiring dengan penurunan volume perdagangan global sebagai konsekuensi dari kebijakan proteksionisme AS dan China.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda mengatakan, penerapan AS atas bea masuk untuk produk baja dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan China, akan mematikan daya saing baja Indonesia dan China di pasar AS.

Sejatinya, rencana kebijakan ini masih tarik ulur dan belum menunjukkan kepastian. Kendati begitu, rencana pengenaan tarif diperkirakan dapat memicu retaliasi dari negara mitra dagang yang dirugikan, di antaranya Uni Eropa. 

Uni Eropa sudah menyiapkan daftar barang impor dari AS yang akan dikenakan tarif sebagai bentuk retaliasi dengan total nilai sebesar US$ 3,5 miliar. Ada 350 barang impor produk pertanian dan produk industri dari AS yang masuk daftar retaliasi. Sementara China berencana melakukan tindakan retaliasi terhadap 128 komoditi impor dari AS termasuk kedelai dan gandum.

Bagi Indonesia, perang dagang AS-China akan mengganggu pasar ekspor misalnya ekspor baja dan aluminium. Dampak proteksionisme AS tersebut adalah terjadinya peningkatan ekspor baja dan aluminium dari China ke dunia termasuk Indonesia. Pasalnya China akan mencari pasar lain untuk barang produksinya. Pada Januari 2018 perdagangan Indonesia dan China terjadi peningkatan defisit sebesar 34,95%.