Inilah dampak kenaikan harga minyak terhadap Indonesia

Pemerintah tidak cukup hanya memantau perkembangan, tetapi harus membuat proyeksi harga minyak.

Ilustrasi. iStock

Pengamat ekonomi energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi, menanggapi dampak serangan militer Rusia terhadap Ukrania, menyulut meroketnya harga minyak dunia hingga mencapai tertinggi sebesar US$105 per barel.

“Sebagai negara net importir, Indonesia tidak diuntungkan sama sekali atas kenaikan harga minyak tersebut. Bahkan, membumbungnya harga minyak itu justru merugikan dan memperberat beban Anggaran Pembelanjaan Biaya Negara (APBN)," ucap Fahmy Radhi, Jumat (25/2).

Untuk mengantisipasi kondisi lonjakan harga minyak dunia tersebut, menurut dia, pemerintah tidak cukup hanya memantau perkembangan, tetapi harus membuat proyeksi harga minyak yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri

“Kalau harga BBM tidak dinaikkan, Pertamina harus menjual BBM di bawah harga keekonomian, yang berpotensi menanggung beban kerugian," ucapnya.

Namun, beban kerugian Pertamina tersebut dapat diganti oleh pemerintah dalam bentuk dana kompensasi.