Inovasi pertanian, menanam padi di lahan perkebunan

Inovasi pertanian bukan tidak ada, banyak malah. Kali ini terobosan teknologi budaya dilakukan di atas lahan perkebunan. 

Foto: dok. Kementerian Pertanian

Selama dua pekan ini, masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam membeli kebutuhan pangan. Seperti diketahui, harga pangan mulai dari beras, daging, cabai hingga bawang merah meroket. Stok disebut-sebut menjadi pangkal masalah dari kenaikan harga pangan.

Persoalan pangan ini menimbulkan pertanyaan, apakah benar pemerintah tidak mampu memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat? Jika persoalannya stok yang terkendala, termasuk soal distribusi dan cuaca juga masa panen, maka bisa dipastikan masalahnya adalah tata niaga serta minimnya inovasi di dunia pangan. 

Tulisan kali ini lebih menyoroti soal inovasi di sektor pertanian. Harus diakui, inovasi pertanian bukan tidak ada, banyak malah. Kali ini, terobosan teknologi budaya dilakukan di atas lahan perkebunan. 

Larik gogo atau yang dikenal Largo pertama kali diperkenalkan di Kebumen. Largo disebut merupakan terobosan teknologi budidaya padi gogo dengan merekayasa jumlah populasi per hektare (ha) minimal 200.000 rumpun dengan menerapkan cara tanam jajar legowo. 

Kebumen menjadi lokasi penanaman Largo dengan alasan wilayah tersebut merupakan daerah kering dan unik. Berlokasi sekitar 1-3 kilometer dari laut, namun air yang mengalir di daerah tersebut tidaklah asin. Di bawah tegakan kelapa kosong atau hortikultura sayur dan bambu, padi bisa ditanam.