Kartu Prakerja, lelucon di tengah pandemi Covid-19

Indef menyampaikan tiga kelemahan program Kartu Prakerja.

Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto Antara/Aditya Pradana Putra.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai program Kartu Prakerja yang dijalankan pemerintah saat ini tidak efektif sama sekali dan harus disetop. Indef melayangkan banyak kritik untuk Kartu Prakerja, antara lain ketidaksesuaian dengan situasi ekonomi, program pelatihan yang abal-abal, serta lapangan pekerjaan yang tidak disediakan.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan krisis yang terjadi saat ini adalah penurunan daya beli masyarakat karena keterbatasan gerak dan ruang akibat Covid-19.

"Sebaiknya memang disetop model Prakerja seperti yang telah berjalan, karena sama sekali tidak efektif dalam menstimulus perekonomian. Ini daya beli anjlok, malah diberikan pelatihan online," kata Bhima kepada Alinea.id, Kamis (23/4).

Bhima juga menuturkan pelatihan yang diberikan pemerintah untuk pekerja yang terkena PHK tidak efektif. Sebab, yang terkena PHK bukan hanya pekerja dengan usia muda, tetapi juga berusia tua.

Pekerja PHK dengan usia tua ini, ujarnya, tidak semua melek teknologi dan memiliki perangkat canggih untuk mengikuti pelatihan Prakerja secara daring tersebut. Menurutnya, program Kartu Prakerja tersebut sebagai lelucon di tengah krisis.