Kemenkop akan kembangkan koperasi perunggasan

Perkembangan industri pangan Indonesia masih sangat minim.

Ilustrasi peternakan ayam/Pixabay.

Koperasi masih dipandang mampu memberikan harapan pengembangan sektor pangan termasuk perunggasan. Hal tersebut dibuktikan pada beberapa dekade lalu, dimana Koperasi Unit Daerah (KUD) pernah menjadi penyangga 80% stok pangan nasional.

Namun, berdasarkan data pemetaan potensi, koperasi peternakan mempunyai porsi yang sangat kecil, yaitu hanya sekitar 3%. Khusus untuk koperasi peternakan unggas, tercatat hanya tujuh koperasi yang aktif.

“Untuk itu, Kemenkop (Kementerian Koperakasi) akan terus mendorong dan mengembangkan koperasi pada bidang perunggasan,” ujar Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Zabadi Ahmad, dalam seminar virtual Poultry Indonesia dengan tema 'Mewujudkan Demokrasi Ekonomi dengan Jalan Peternak Berkoperasi', Senin (9/11).

Saat ini, sambung Ahmad, langkah kerja sama antarkementerian, lembaga, dan BUMN telah dilaksanakan. Bahkan, penyediaan dana oleh Lembaga Penyedia Dana Bergulir (LPDB) dapat diakses lebih mudah, dengan tujuan untuk mengembangkan dan mendorong koperasi di Indonesia termasuk koperasi perunggasan.

Sementara pengamat koperasi Suroto, pada kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa sistem koperasi merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Pasalnya, industri pangan Indonesia mengalami perkembangan yang sangat minim, dan justru sebaliknya dikuasai oleh korporasi besar.