Kentalnya aroma mafia migas di balik belum turunnya harga BBM

Mafia migas yang sesungguhnya masih berkeliaran kendati Petral sudah dibubarkan.

Harga minyak dunia anjlok karena kelebihan suplai. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Belum lapuk dalam ingatan, ketika 14 Januari lalu, Basuki Tjahaja Purnama yang baru saja didapuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) berkunjung ke Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat untuk menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Ahok, begitu ia akrab disapa, hendak berdiskusi dengan Moeldoko terkait keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberangus habis mafia migas (minyak dan gas) dari bumi Indonesia. Kepada wartawan, Ahok mengklaim bahwa pemerintah saat ini sudah mengetahui pihak-pihak mana saja yang bermain di sektor migas.

“Kami semua, presiden sudah tahu semua. Pak Moeldoko juga sudah tahu. Kalian juga lebih tahu. Lo mancing-mancing aja,” katanya.

Beberapa jenak kemudian, Moeldoko yang saat itu berdiri di sisi Ahok pun ikut berkomentar. Ia berjanji, tidak akan membiarkan mafia-mafia migas hidup tenang lebih lama lagi di Indonesia. Sebelum presiden yang bergerak, katanya, ia duluanlah yang akan ‘menggigit’ mafia-mafia itu.

“Saya pikir, jangan sampai ke presiden lah. Kalau perlu menggigit, ya saya duluan yang menggigit, jangan presiden duluan,” tegas Moeldoko.