Kerek pendapatan, Prodia tambah layanan tes pemeriksaan

Angka kematian akibat kanker paru di Indonesia adalah 20,5 per 100.000 orang. 

ilustrasi

PT Prodia Widyahusada agresif menambah layanan untuk mengerek pendapatan. Perusahaan meluncurkan tes pemeriksaan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor Circulating Tumor DNA (EGFR ctDNA) atau tes untuk menentukan jenis obat yang tepat bagi
pengobatan kanker paru.

EGFR merupakan mutasi gen yang paling sering terjadi pada kanker paru, khususnya jenis kanker paru sel besar (adenokarsinoma) yang ditemukan paling banyak dengan persentase sekitar 40%-50%. 

Langkah ini bukannya tanpa alasan. Prodia mengincar tingginya kasus kanker paru di Indonesia. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang paling utama di dunia. Berdasarkan studi Global Burden of Disease Cancer Collaboration, pada tahun 2015 terdapat 17,5 juta kasus kanker di dunia yang menyebabkan 8,7 juta kematian. Sedangkan, prevelansi penyakit kanker nasional pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau sekitar 340.000 orang.

Salah satu jenis kanker dengan jumlah penderita paling banyak adalah kanker paru. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025, jumlah penderita kanker paru akan naik hingga 78%. Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru adalah 20,5 per 100.000 orang. 

Di RSUP Persahabatan Jakarta, jumlah penderita kanker paru telah mengalami lonjakan hingga lima kali lipat dalam 15 tahun terakhir, yaitu dari 273 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1.355 jiwa pada tahun 2014.