Krisis KFC bukti dunia hadapi persoalan besar soal pangan

Memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lain bukan perkara murah. Makanya harga bahan baku makanan menjadi kerap fluktuatif.

Salah satu toko KFC/Pixabay

Iklan permohonan maaf KFC pada akhir pekan lalu di sebuah surat kabar Inggris telah membetot perhatian masyarakat dunia. Lewat iklan tersebut, KFC menyadari masyarakat Inggris penikmat ayam tersiksa karena tidak dapat menyantap ayam gorengnya. Sedikit nyeleneh, KFC bahkan menulis kata 'FCK' dalam ilustrasi keranjang ayam yang menjadi tempat ayam KFC. Tidak jelas apa artinya, tapi KFC sadar bahwa segala keriuhan yang dibuat para pelanggannya, menganggu dan dinilai menyebalkan banyak pihak. 

Apa yang terjadi di Inggris menjadi gambaran bahwa dunia saat ini memiliki masalah besar dengan makanan. Bayangkan apabila hal tersebut terjadi di Indonesia, aneka lauk berupa ayam tidak lagi tersaji di meja makan, tentu akan menjadi masalah besar. Beruntung saat ini yang dialami di Indonesia hanya persoalan harga. 

Sebelum dan setelah perayaan imlek, harga ayam potong sempat menyentuh di Rp 36.000 per kilogram (kg). Harga lebih tinggi dari harga normal Rp 31.000 per kg. Mahalnya harga ayam ini tentu bisa ditebak, persedian yang tipis namun permintaan tinggi. Masalah klasik yang belum jua bisa ditangani oleh sejumlah otoritas. Sum, seorang pedagang di Pasar Mardika Ambon mengatakan bahwa harga daging ayam broiler beku yang dipasok dari Surabaya terus naik. Jika harga biasanya Rp 32.000 per kg, kini mencapai Rp 38.000 per kg hingga Rp 39.000 per kg.  

Hingga saat ini, belum ada solusi dari pemerintah dalam upaya menstabilkan harga ayam. Semua diserahkan pada pasar, saatnya nanti harga berangsur-angsur membaik. 

Selain masalah stok, masalah lain adalah distribusi. Memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lain bukanlah perkara murah. Makanya masalah harga bahan baku makanan yang kerap fluktuatif khususnya daging sulit untuk diatasi. Misalnya, persoalan demografi, jenis lahan, kesulitan transportasi dan wilayah-wilayah tertentu dengan konsumsi tinggi menjadi persoalan dalam mendapatkan bahan baku dengan harta terjangkau.