Melalui IPO, BRIsyariah optimis jadi bank syariah terbesar

Dana hasil IPO serta laba perusahaan pada 2018 dapat menempatkan BRIsyariah dalam bank kategori BUKU III

BRIS adalah emiten ke 11 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada 2018 sekaligus emiten bank syariah dengan status anak perusahaan bank BUMN yang pertama.

PT Bank BRIsyariah Tbk atau BRIsyariah, resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode efek BRIS. BRIS adalah emiten ke 11 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada 2018 sekaligus emiten bank syariah dengan status anak perusahaan bank BUMN yang pertama.

BRIsyariah melepas 2.623.350.600 lembar saham baru atau sebesar 27% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdananya dengan harga sebesar Rp 510. Dengan harga tersebut, BRIsyariah berhasil mencatatkan oversubscribe sebanyak dua kali.

Direktur Utama BRIsyariah Moch Hadi Santoso mengungkapkan, melalui IPO ini, selain mendapatkan dana segar untuk penguatan modal perusahaan, perseroan juga telah berhijrah menjadi perusahaan publik. BRIsyariah akan konsisten mempraktikkan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dan meningkatkan manajemen risiko, agar dapat membawa berkah dan menjaga amanah kepada seluruh masyarakat serta stakeholders perusahaan.

"Selanjutnya, kekuatan modal kami yang akan didukung dana hasil IPO serta laba perusahaan pada
2018 dapat menempatkan BRIsyariah dalam bank kategori BUKU III, sehingga dapat memberi kemudahan dalam pengembangan produk dan jaringan. Bersama dengan sinergi dari induk perusahaan yang merupakan bank terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, seluruh strategi tersebut adalah kekuatan kami untuk dapat mencapai visi menjadi bank syariah dan bank ritel modern yang terbesar di Indonesia,” tambah Hadi, Rabu (9/5).

Aksi korporasi yang dilakukan BRIsyariah bertujuan untuk memberikan kontribusi pada perekonomian bangsa dengan peningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah. Di mana BRIsyariah memiliki fokus meningkatkan pembiayaan syariah untuk pembangunan serta konsumsi.