Mendag tegaskan akan terus jalin hubungan dagang dengan AS dan China

Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan AS dan China serta menjadi mitra yang solid di masa pandemi ini.

Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan China, di tengah perang dagang antara kedua negara tersebut. Foto Shutterstock

Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan China, di tengah perang dagang antara kedua negara tersebut. AS dan China merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia, termasuk di tengah pandemi Covid-19.

“Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan AS dan China serta menjadi mitra yang solid di masa pandemi ini, meskipun terjadi perang dagang di antara kedua negara tersebut. AS dan China berperan besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia, dan sebaliknya Indonesia merupakan negara yang penting di bidang perdagangan bagi keduanya,” terang Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/1).

Dengan AS, Indonesia mendapatkan skema khusus melalui Generalized System of Preference (GSP) yang pemanfaatannya terus meningkat hingga mencapai 15,2% pada periode Januari-November 2020.

Selain itu, pelantikan Joe Biden menjadi Presiden AS terpilih pada 20 Januari lalu merupakan
peristiwa strategis bagi hubungan Indonesia dan AS. Prospek ekonomi dan perdagangan Indonesia-AS diperkirakan akan jauh membaik pada kepemimpinan Joe Biden, terlebih lagi kebijakan Presiden Joe Biden mendukung pada hubungan perdagangan yang lebih kondusif serta meningkatkan keterbukaan perdagangan dan investasi.

Di bawah kepemimpinan Joe Biden di AS saat ini dan di tengah perang dagang yang berlangsung, Indonesia kini menerapkan beberapa kebijakan perdagangan. Di antaranya, mengoptimalkan pemanfaatan Generalized System of Preferences (GSP) untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar AS, mengupayakan pendekatan keseimbangan perdagangan dan investasi dengan memanfaatkan berbagai perjanjian dagang internasional, memperluas pasar nontradisional, dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik untuk AS dan China, termasuk fasilitasi perdagangan dan integrasi regional.