Operasi pasar, solusi sesaat tekan harga beras

Sistem tataniaga beras yang efisien sangat diperlukan karena pentingnya ketersediaan beras bagi masyarakat

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) mengecek stok beras medium saat pelepasan operasi pasar di Bulog Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (9/1). Operasi pasar beras medium tersebut bertujuan mengendalikan harga beras di pasaran agar tidak sampai mengalami kenaikan, dengan target harga eceran tertinggi Rp9.350 per kilogram. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/kye/17.

Pemerintah rupanya masih gagap dalam mengatur tataniaga beras dan bahan makanan pokok lainnya. Meski diklaim produksi aman dan stok cukup, namun rupanya harga masih terbilang tinggi di pasar. 

Pekan ini, harga bahan pokok merangkak naik mulai dari produk hortikultura, daging juga telur hingga beras. Sampai kapan harga mencekik ibu-ibu dan pengusaha makanan kelas kecil menengah, tidak bisa diprediksi. 

Memang Kementerian Perdagangan (Kemdag) langsung merespon keluhan masyarakat terkait harga bahan pokok makanan yang tiba-tiba melonjak. Apa tindakannya? Mudah ditebak yakni operasi pasar. 

Pada Selasa (9/1), Menteri Perdagangan Enggartiasto bersama Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti melepas operasi pasar (OP) beras kualitas medium dengan menggunakan cadangan beras pemerintah. Harapannya, lewat OP stabilisasi harga beras bisa terjadi dan meredam kenaikan harga. 

Sebagai informasi, harga beras medium seperti yang tercantum di Kemdag sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg) di Jakarta. Sementara harga nasionalnya sebesar Rp 11.177 per kg. Harga tersebut merangkak dari harga awal pada tahun 2015 sebesar Rp 9.500 per kg.