Pandemi diprediksi mereda, wajar anggaran pertahanan ditambah

Pemerintah memangkas anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam RAPBN 2022 dan menambah untuk sektor pertahanan.

Alutsista berupa tank marder milik TNI AD. Dokumentasi TNI

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah, tidak mempersoalkan langkah pemerintah menambah anggaran pertahanan dan keamanan dalam RAPBN 2022.

"Postur RAPBN 2022 tampaknya didasarkan asumsi bahwa pandemi sudah mereda tahun depan. Jadi, alokasi anggaran untuk PEN, khususnya untuk kesehatan dan bansos, dikurangi," ucapnya saat dihubungi Alinea.id, Kamis (19/8).

Bagi Piter, hal itu wajar karena dampak pandemi bagi masyarakat mulai berkurang dan perekonomian kembali bergerak. Bahkan Indonesia kini mulai bangkit dari resesi dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7,07% pada kuartal I-2021 secara tahunan (yoy), melonjak dari kuartal II-2020 di mana terjadi kontraksi minus 5,32%. 

Meski sebagian kalangan menyebut, lonjakan pertumbuhan ekonomi masih tampak semu lantaran kegiatan masyarakat masih belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Namun, menurutnya, stimulus yang diberikan pemerintah sebagai kompensasi pembatasan kegiatan masyarakat sudah berhasil membuat perekonomian tumbuh.

"Makanya anggaran kemudian dialokasikan ke anggaran kementerian/lembaga untuk program-program strategis, seperti anggaran untuk infrastruktur dan lain-lain, termasuk anggaran pertahanan dan keamanan," jelasnya.