Pengamat sebut mispersepsi subsidi BBM masih terjadi

Subsidi BBM disebut beralih ke infrastruktur demi pemerataan.

Ilustrasi kenaikan harga BBM. Alinea.id/Oky Diaz

Mispersepsi terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dipandang masih terjadi di masyarakat. Hal itu sangat terlihat kala dikeluarkannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM.

"BLT adalah stimulus perangsang pertumbuhnan ekonomi, awalnya kebutuhan konsumtif menjadi produktif. Kunci utama dalam meningkatkan ekonomi adalah memperbaiki produktifitas masyarakat dengan mengalihkan anggaran subsidi BBM," kata pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah, Surya Vandiantara, dalam keterangan resminya, Senin (24/10).

Dia menambahkan, perbaikan produktivitas masyarakat dapat dilakukan dengan membuat gardu listrik. Selain itu, perlu dilakukan efisiensi anggaran diperkukan untuk meningkatkan produktivitas nasional.

Tak dipungkiri, kenaikan BBM pasti berdampak ke semua lapisan masyarakat, khususnya di sektor ekonomi yang pasti akan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Peneliti Senior Pusat Kajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN, Ali Munhanif, mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu karena pengalihan subsidi. Hal itu yang menurutnya tidak banyak diketahui masyarakat sehingga menimbulkan banyak aksi protes.