Peringatan analis untuk BRI: Waspadai kenaikan NPL!

Rasio kredit bermasalah gross BRI naik dari 3,02% pada kuartal I-2023, menjadi 3,27% pada kuartal I-2024

Ilustrasi. Foto dokumentasi BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) baru saja mengumumkan prestasi gemilang dalam paparan kinerja keuangan triwulan I-2024. Di mana, kendati tipis, tetapi perseroan masih bisa mencatatkan kenaikan laba sebesar 2,47% year on year (yoy) menjadi Rp15,88 triliun pada kuartal I-2024. Hal itu, tidak terlepas dari tumbuhnya penyaluran kredit sebesar 10,89% yoy atau sebesar Rp1.308,65 triliun pada kuartal I-2024.

Menanggapi positifnya kinerja BRI di kuartal I-2024, Research Analyst di PT Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyebutkan, bank ini mampu menjaga kesehatan keuangannya dengan baik. Meskipun sebenarnya kondisi pasar sedang mengalami ketidakpastian.

Terlebih, Bank Indonesia (BI) baru saja menaikan suku bunga acuan atau BI Rate ke 6,25%. Kebijakan yang diambil bank sentral itu, tampaknya bakal memengaruhi kinerja BRI pada kuartal selanjutnya.

"Kenaikan BI Rate tampaknya memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan BRI. Biaya bunga yang meningkat, akan memberikan tekanan tambahan pada margin keuntungan bank, yang dapat memengaruhi kinerja keuangan secara keseluruhan di masa mendatang," kata Arjun Ajwani, saat dihubungi Alinea.id.

Meskipun demikian, Arjun menyebut kalau strategi yang tepat dalam mengelola portofolio pendanaan, bakal dapat membantu perseroan mengurangi dampak negatifnya. Salah satunya tercermin dari kinerja saham BRI yang pada hari ini (26/4), mengalami penurunan cukup dalam, yakni sebesar 6,21% ke Rp4.830.