Bisnis

Riset: Kendaraan listrik hanya bisa benar-benar turunkan emisi jika bauran energi terbarukan tumbuh di atas 65% per tahun

Transisi energi, khususnya di sektor transportasi, tidak cukup sekadar mengganti mesin berbahan bakar fosil ke baterai. Langkah ini menuntut transformasi besar yang membutuhkan paradigma baru dalam membangun sistem transportasi yang efisien, terjangkau, dan rendah karbon.

Selasa, 17 Juni 2025 11:46

Pada era awal penjualan kendaraan listrik (EV) di Indonesia, realisasi penjualan unitnya terus bertumbuh. Sepanjang 2021-2023, misalnya, laju pertumbuhan tahunannya rata-rata berkisar 206,6%.

Studi kami menunjukkan bahwa adopsi kendaraan listrik bisa mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan. Namun, EV tidak secara otomatis menurunkan emisi.

Tanpa transisi ke sumber energi terbarukan berkelanjutan secara paralel, penggunaan kendaraan listrik hanya akan memindahkan emisi dari knalpot ke cerobong pembangkit listrik.

Lebih jauh lagi, efektivitas model kendaraan baru ini sangat bergantung pada infrastruktur pendukung dan kebijakan transportasi yang mendukung efisiensi energi secara menyeluruh.

Tiga skenario adopsi EV

Kami memanfaatkan data dari Google Environmental Insights Explorer (Google EIE) untuk menganalisis konsumsi BBM dan emisi sektor transportasi. Saat ini data terlengkap dan akurat tersedia untuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga kami memakai wilayah tersebut sebagai sampel dalam studi ini.

Hermansah Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait