Tantangan biodiesel B35 yang bakal didistribusikan besok

Beberapa pelaku industri produsen biofuels yang tergabung Aprobi telah meningkatkan kapasitas tangki penyimpanan.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan dalam pemaparannya di sesi panel diskusi dalam acara Energy Corner Special B35, Selasa (31/1). (Tangkapan layar Youtube Perekonomian RI)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin pasokan produksi, distribusi, dan logistik B35 yang mulai diimplementasikan pada 1 Februari 2023 aman dan berjalan dengan sesuai. Bahan bakar biodiesel ini rencananya akan disalurkan dengan target hingga 13,15 juta liter dengan melibatkan 112 terminal distribusi B35.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan menyampaikan, dalam upaya mendukung program pemerintah melalui penyaluran B35 tersebut, beberapa pelaku industri produsen biofuels yang tergabung Aprobi telah meningkatkan kapasitas tangki penyimpanan mereka.

“Beberapa dari kami sudah menambah kapasitas penyimpanan, baik storage untuk bahan baku maupun setelah dicampur menjadi biodiesel,” kata Paulus dalam pemaparannya di sesi panel diskusi dalam acara Energy Corner Special B35, Selasa (31/1).

Ia juga menyampaikan masih ada tantangan yang harus dihadapi Aprobi, di antaranya masalah transportasi untuk penyimpanan B35, terutama di Balikpapan, Kalimantan yang masih menggunakan floating storage.

“Di Balikpapan itu ada dua floating storage besar sekali. Kita masih memakai itu dan masih rutin kami evaluasi untuk mencari jalan bagaimana bisa berjalan lebih efektif, seperti kita berencana memakai short tank,” ujar Paulus.