Teknologi dan SDM andil menyumbang tingginya harga tiket pesawat

Kenaikan harga tiket pesawat berjalan sesuai dengan prinsip ekonomi.

Petugas Depot Pengisian Pesawat Udara PT Pertamina (Persero) mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Avtur ke salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh. Antara Foto

Pengamat penerbangan Chappy Hakim, mengatakan langkah pemerintah yang meminta maskapai penerbangan untuk menurunkan harga tiket pesawt disebut tidak tepat sasaran. Ia menilai, kenaikan tarif pesawat sudah semestinya terjadi. 

Menurut Chappy, kenaikan harga tiket pesawat berjalan sesuai dengan prinsip ekonomi. Itu karena tingginya harga avtur di pasaran dunia. Juga disebabkan karena nilai tukar rupiah terhadap dollar yang semakin tergerus menjadi penyebab utamanya.

“Harganya memang harus sudah tinggi, karena avtur naik dan kurs dollar juga naik. Pesawat itu operasionalnya menggunakan dollar, sementara pendapatannya dengan rupiah,” kata Chappy di Jakarta, Sabtu (15/6).

Ia melanjutkan, tekanan yang terus dilakukan oleh pemerintah terhadap maskapai penerbangan agar menurunkan tarifnya tidak relevan. Selain faktor kurs dollar dan avtur, ada beberapa alasan lain yang harus diperhatikan oleh pemerintah mengapa maskapai penerbangan menetapkan tarif yang tinggi.  Itu antara lain mengenai keamanan dan pengembangan sumber daya manusia.

“Mereka kan harus mengadakan pelatihan secara berkala dan biayanya mahal, karena teknologi pesawat terus berkembang, belum lagi masalah keselamatan kita kan gak mau tarif turun, safety juga diturunkan,” ujarnya.