Tol laut gunakan sistem komunikasi logistik saat kenormalan baru

Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan kapal tol laut guna menjaga pasokan logistik nasional.

Suasana bongkar muat peti kemas saat matahari akan tenggelam di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (5/5/2020). Foto Antara/Mohamad Hamzah/hp.

Kementerian Perhubungan memastikan pengiriman barang melalui program tol laut akan tetap berjalan di tengah pancemi Covid-19. Seiring berjalannya kenormalan baru (new normal), salah satu strategi yang dilakukan adalah menggunakan sistem komunikasi logistik (logistic communication system/LCS).

"Roda ekonomi harus bergerak dan perusahaan tetap bisa menjalankan bisnisnya, sehingga pemerintah harus hadir untuk memfasilitasi hal tersebut," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko di Jakarta, Minggu (7/6).

Data muatan akan lebih diperketat, sehingga menghilangkan penyimpangan SOP penyelenggaraan program tol laut. Caranya, registrasi dilakukan sesuai KTP dan nomor pokok wajib pajak atau NPWP.

LCS ini dikembangkan PT Telkom. Wisnu menjelaskan, sistem terus diperbarui agar ke depan mampu membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi jadwal kapal, melacak posisi kapal, ketersediaan kontainer, shipping order, manifes dan biaya pengiriman, data statistik pengiriman muatan berangkat dan balik hingg harga jual barang kebutuhan pokok dan penting.

Pada informasi muatan dan ruang kapal, pihaknya memfasilitasi proses bisnis pemesanan, pengiriman kontainer, transparansi standardisasi biaya logistik dan disparitas harga barang pokok dan penting.