Epidemi kehamilan remaja meledakkan populasi Mozambik

Berbagai upaya dilakukan untuk menekan kehamilan dini yang berujung pada ledakan populasi di Mozambik.

Ilustrasi / Pexels

Di bangsal bersalin kecil di Murrupelane, Mozambik, dua orang ibu yang masing-masing berusia 16 tahun menyusui bayinya. Keduanya lahir di pagi itu.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (13/8), pernikahan anak dan tingkat kehamilan remaja di Mozambik termasuk yang tertinggi di dunia, menjadikannya faktor pendorong ledakan populasi di negara yang berada di bagian selatan Afrika yang dilanda kemiskinan ini.

Setelang bangkit dari perang brutal pada tahun 1992, Mozambik yang merupakan eks koloni Portugis itu menyaksikan penduduknya membengkak 40% dalam dua dasawarsa hingga 2017, mencapai 29 juta hari ini.

"Orang tua saya benar-benar ingin saya menikah," ujar Julia Afonso, salah seorang gadis yang baru saja menjadi ibu di Murrupelane, sebuah desa di utara negara itu. Dengan suara lirih dia mengatakan, keluarganya menerima US$21 atau setara Rp306 ribu saat ini, sebagai mahar.

Menurut badan anak-anak PBB (UNICEF), sekitar setengah dari wanita Mozambik atau 48,2% menikah sebelum berusia 18 tahun. Gadis-gadis berumur antara 15 dan 19, 46,4% hamil atau sudah menjadi ibu.