Kolom terakhir Khashoggi: Pentingnya kebebasan pers di dunia Arab

Melalui tulisan-tulisannya, Jamal Khashoggi mengkritik kebijakan Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman.

Jamal Kashoggi. Middle East Monitor/Handout via REUTERS

Jamal Khashoggi (60), wartawan yang juga seorang kolumnis, masih menjadi pusat pemberitaan global. Sosoknya tidak pernah keluar dari Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, sejak memasuki gedung diplomatik itu pada Selasa (2/10).

Kedatangannya ke Konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen penting bagi rencana pernikahannya dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Otoritas Turki yakin bahwa Khashoggi tewas dimutilasi oleh tim asal Arab Saudi yang terdiri dari 15 orang. Menurut the New York Times, lima di antaranya memiliki keterkaitan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. 

Lima tersangka yang dimaksud adalah Maher Abdulaziz Mutreb, Abdulaziz Mohammed al-Hawsawi, Thaar Ghaleb al-Harbi, Muhammed Saad Alzahrani, dan Salah al-Tubaigy. 

Khashoggi memulai karier di dunia jurnalistik Arab Saudi setelah lulus dari Indiana State University pada 1985. Pria berkacamata itu sempat bekerja sebagai koresponden untuk Saudi Gazette dan asisten manajer untuk Okaz dari 1985 dan 1987.