Abbas desak PBB untuk tangguhkan keanggotaan Israel

Abbas berbicara selama peringatan resmi pertama PBB tentang pelarian ratusan ribu warga Palestina dari tempat yang sekarang menjadi Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara selama konferensi untuk mendukung Yerusalem di markas Liga Arab di Kairo, Mesir, pada 12 Februari 2023. AP Photo/Amr Nabil/dokumentasi

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (15/5) waktu setempat, untuk menangguhkan keanggotaan Israel  di PBB. Kecuali menerapkan resolusi mendirikan negara Yahudi dan Arab yang terpisah dan memungkinkan kembalinya pengungsi Palestina ke tanah airnya.

Abbas berbicara selama peringatan resmi pertama PBB tentang pelarian ratusan ribu warga Palestina dari tempat yang sekarang menjadi Israel, setelah pemisahan Palestina yang dikuasai Inggris oleh PBB menjadi negara-negara Yahudi dan Arab yang terpisah 75 tahun lalu.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan, telah mengirim surat kepada duta besar Majelis Umum mengutuk peringatan tersebut dan mendesak mereka untuk tidak menghadiri apa yang disebutnya sebagai "peristiwa keji" dan "upaya terang-terangan untuk mendistorsi sejarah." Dia mengatakan, mereka yang hadir akan memaafkan antisemitisme dan memberikan lampu hijau kepada warga Palestina “untuk terus mengeksploitasi organ internasional untuk mempromosikan narasi fitnah mereka.”

Israel dan Amerika Serikat termasuk di antara mereka yang memboikot peringatan apa yang dikenal sebagai Nakba, atau malapetaka.

Dalam pidato penuh emosi selama satu jam, Abbas bertanya kepada negara-negara di dunia mengapa lebih dari 1.000 resolusi yang diadopsi oleh badan-badan PBB mengenai Palestina tidak pernah dilaksanakan. Dia mengangkat sepucuk surat dari menteri luar negeri Israel, Moshe Sharett, setelah resolusi diadopsi pada 1947 dan 1948 yang menjanjikan untuk menciptakan negara Palestina dan mengizinkan kembalinya para pengungsi dan berkata: “Entah mereka memenuhi kewajiban ini, atau mereka berhenti menjadi anggota."