Astronaut AS dan Rusia akan bekerja sama lagi

Kerja sama itu telah lama dilakukan dan diselesaikan meskipun ada ketegangan atas perang Moskow di Ukraina.

Stasiun Luar Angkasa Internasional terlihat dari Space Shuttle Discovery saat dua pesawat ruang angkasa orbital mencapai pemisahan relatif mereka pada 7 Maret 2011. NASA melalui AP/dokumentasi

Astronaut NASA akan kembali mengendarai roket Rusia di bawah kesepakatan yang diumumkan Jumat (15/7) waktu setempat. Di sisi lain, kosmonot Rusia akan naik lift ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan SpaceX mulai musim gugur ini.

Perjanjian tersebut memastikan bahwa stasiun luar angkasa akan selalu memiliki setidaknya satu orang Amerika dan Rusia. Hal itu untuk menjaga kedua sisi pos terdepan yang mengorbit berjalan dengan lancar, demikian menurut pernyataan pejabat NASA dan Rusia. Kerja sama itu telah lama dilakukan dan diselesaikan meskipun ada ketegangan atas perang Moskow di Ukraina, sebuah tanda berlanjutnya hubungan Rusia-AS dalam hal kerja sama di luar angkasa.

Astronautt AS Frank Rubio akan meluncur ke stasiun luar angkasa dari Kazakhstan dengan dua orang Rusia pada September. Pada bulan yang sama, kosmonot Rusia, Anna Kikina, akan bergabung dengan dua orang Amerika dan satu orang Jepang di atas roket SpaceX yang terbang dari Florida. Pertukaran kru lain akan terjadi musim semi berikutnya.

Astronaut NASA secara rutin meluncurkan roket Soyuz Rusia-masing-masing seharga puluhan juta dolar-sampai SpaceX mulai menerbangkan kru stasiun dari Kennedy Space Center NASA pada 2020. Kosmonot Rusia naik ke stasiun luar angkasa dengan pesawat ulang-alik NASA pada awal 2000-an. Sebelum itu, selama 1990-an, astronaut dan kosmonot bergantian terbang dengan pesawat ruang angkasa masing-masing ke dan dari stasiun Mir Rusia.

Informasi tentang ini datang pada Jumat, beberapa jam setelah Kepala Badan Antariksa Rusia Dmitry Rogozin, digantikan oleh Presiden Vladimir Putin, meskipun langkah itu tampaknya tidak ada hubungannya dengan pertukaran kru.