BDF kuak 3 tantangan membangun ekonomi inklusif

Salah satu tantangannya adalah pembangunan yang tidak merata.

Pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-12 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (5/12). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) ke-12 yang diselenggarakan pada 5-6 Desember menyoroti tiga tantangan pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam membangun ekonomi yang merangkul semua kalangan atau inklusif.

Tiga tantangan itu antara lain ketimpangan, pembangunan tidak merata, dan rendahnya tingkat pendidikan.

Tantangan tersebut disepakati oleh 11 pembicara diskusi panel bertajuk "Demokrasi dan Inklusivitas" yang menjadi salah satu tema pembahasan BDF di Bali pada Kamis (5/12).

Dalam mengatasi masalah itu, Direktur Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) Christophe Bahuet menyampaikan ekonomi kreaktif memiliki peranan penting dalam memperluas pembangunan inklusif.

Senada dengan Bahuet, Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya menyebutkan, "Ekonomi kreatif merupakan salah satu agenda yang terus dipromosikan pemerintah Indonesia dalam forum PBB, dan usulan itu telah disambut baik lewat disahkannya resolusi terkait ekonomi kreatif pada Sidang Majelis PBB di New York."