Buruh garmen vs polisi Bangladesh: 2 Tewas demi kenaikan upah

Hoque mengatakan kenaikan tersebut akan menambah biaya keseluruhan sebesar 5-6%.

Buruh garmen Bangladesh. Foto: Wikipedia

Buruh garmen di Bangladesh melakukan aksi protes menuntut kenaikan upah. Aksi yang berlangsung selama satu pekan ini diwarnai bentrokan berdarah. Dua orang buruh tewas, Rabu (8/11).

Polisi mengatakan mereka menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan protes ratusan pekerja yang menolak kenaikan gaji baru dan turun ke jalan di pusat garmen Gazipur, di pinggiran ibu kota Dhaka.

“Para pekerja memblokir jalan dan merusak beberapa kendaraan. Kami harus menggunakan gas air mata, peluru karet dan granat suara untuk membubarkan para pekerja nakal yang melemparkan pecahan batu bata ke arah kami,” kata petugas polisi setempat Ashraf Uddin.

Setelah desakan buru, pemerintah Bangladesh  berjanji akan menaikkan upah minimum sebesar 56,25 persen. Dari 8.000 taka (Rp1.140.000) menjadi 12,500 taka (Rp1.780.000) per bulan mulai 1 Desember. Ini adalah kenaikan pertama dalam lima tahun.

Semua pihak yang terlibat menyetujui kenaikan tersebut, kata Siddiqur Rahman, perwakilan pemilik di dewan pengupahan.