Ekuador memanas selama akhir pekan

Protes di Ekuador yang berlangsung sejak Kamis, 3 Oktober, dipicu oleh kebijakan pencabutan subsidi BBM .

Seseorang dibawa dengan tandu oleh regu gawat darurat di tengah protes atas langkah penghematan yang dilakukan Presiden Lenin Moreno di Quito, Ekuador, Jumat (11/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Romero

Polisi Ekuador bentrok dengan sejumlah orang bermasker yang meluncurkan proyektil buatan mereka di pusat Quito pada Minggu (13/10). Para demonstran menentang jam malam yang diberlakukan oleh Presiden Lenin Moreno dalam upaya memadamkan kerusuhan anti-pencabutan subsidi BBM.

Bagian dari kota dataran tinggi berpenduduk hampir tiga juta orang digambarkan menyerupai zona perang, dengan kendaraan militer lapis baja berpatroli di sejumlah dan suara-suara yang menyerupai ledakan dan tembakan terdengar. 

Warga Ekuador mengunggah video di media sosial yang mempertontonkan pembakaran blokade-blokade jalan. Protes pada hari Minggu memasuki hari ke-11 dan pada hari yang sama pula berlangsung dialog pertama antara pemerintah dan para pemimpin demonstrasi.

"Putaran awal dialog antara pemerintah dan para pemimpin protes dimulai pada hari Minggu setelah ditunda selama tiga karena kesulitan operasional," ungkap perwakilan PBB di Ekuador, yang bertindak sebagai salah satu mediator.

Pemerintah menyebutkan, sekitar 60 jalan diblokade. Namu, mereka tidak memberi rincian lebih lanjut.