Yellen pensiun, The Fed akan naikkan suku bunga lagi

Jika ditelisik, keputusan Yellen mempertahankan suku bunga seakan menggambarkan bahwa prospek ekonomi AS masih rapuh dan butuh bantuan.

Janet L. Yellen /CNBC

Pasca pidato ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 1,25% hingga 1,5% dilandasi arahan Trump yang menjanjikan lapangan pekerjaan terus tumbuh. Padahal, inflasi diperkirakan bakal naik.  

Pada era akhir kepemimpinan Janet L. Yellen sebagai Ketua The Fed, dia menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2017. Pada Maret 2017, The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis point (bps) menjadi 1% dari 0,75%. Dilanjutkan pada akhir tahun 2017, suku bunga ditetapkan 1,25% sampai 1,5%. 

Nah, tahun ini The Fed yang akan dinahkodai oleh Jarome H. Powell diperkirakan bakal menaikkan suku bunga selama tiga kali. Mengulang seperti tahun lalu, kenaikan suku bunga diperkirakan terjadi pada bulan Maret. 

New York Times menyebut keputusan Yellen mempertahankan suku bunga jika ditelisik, seakan menggambarkan bahwa prospek ekonomi AS masih rapuh dan butuh bantuan. Jauh dari klaim Presiden AS yang dalam pidato pertamanya menyebut ekonomi negeri Paman Sam makin menguat.

Meski stabil, pertumbuhan ekonomi secara historis disebut tetap lemah. Bahkan sekalipun angka pengangguran cukup rendah, pertumbuhan upah dinilai lamban.