Rakyat Zimbabwe berharap kudeta berakhir dan merayakannya sebagai hari kemerdekaan kedua.
Rakyat Zimbabwe masih menanti langkah militer setelah kudeta terhadap Presiden Robert Mugabe. Sedangkan nasib Mugabe pun hingga belum jelas. Media setempat melaporkan bahwa dia menjadi tahanan rumah.
Mugabe (93), telah memimpin Zimbabwe sejak negara itu meraih kemerdekaan dari Inggris pada 1980. Sedangkan istrinya, Grace Mugabe, yang akan mencalonkan diri sebagai presiden justru melarikan diri ke Namibia.
Persaingan politik menjadi latar belakang kudeta militer itu setelah pemecatan Wakil Presiden Emmerson Mnangwa, yang dikenal sebagai rival politik istri Mugabe. Baik Grace dan Mnangagwa membuat partai berkuasa Zanu-PF pecah menjadi beberapa faksi dalam beberapa bulan terakhir.
Pemimpin oposisi Zimbabwe, Tendai Biti mengatakan dia ingin melihat pemerintahan transisi segera diwujudkan. “Sangat penting mengembalikan demokrasi. Kita harus mewujudkan pemerintahan transisional yang memiliki legitimasi,” ucapnya dilansir BBC pada Kamis (16/11).
Biti menyarankan agar dibukanya dialog antara militer dan rakyat Zimbabwe untuk menentukan masa depan negara itu. Dialog itu, kata dia, juga bisa mengajak blok regional seperti Komunitas Pembangunan Afrika Bagian Selatan (SADC) dan Uni Afrika.