Mesir masih tahan 3 jurnalis Al Jazeera

Pemerintah Mesir membebaskan jurnalis Al Jazeera, Ahmed al-Najdi, usai kepulangan Presiden El-Sisi dari Qatar.

Ilustrasi jurnalis Al Jazeera ditahan pemerintah Mesir. Unsplash

Pemerintah Mesir hingga kini masih menahan tiga jurnalis Al Jazeera, media yang berbasis di Doha, Qatar, menyusul dibebaskannya Ahmed al-Najdi, Rabu (14/9) waktu setempat. Al-Najdi ditahan sejak Agustus 2020 tanpa keputusan pengadilan.

Jurnalis Al Jazeera itu dibebaskan usai Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, mengakhiri kunjungan 2 hari ke Qatar. Di sana, dia bertemu Emir Syekh Tamim bin Hamad al-Tsani. Pembebasan Al-Najdi sesuai keputusan jaksa penuntut umum (JPU) Mesir.

Dua tahun silam, Al-Najdi ditangkap ketika sedang berliburan di Mesir. Menurut kelompok hak asasi manusia (HAM), otoritas Kairo sempat bertanya tentang pekerjaannya di Al Jazeera serta dituding menjadi anggota kelompok teroris dan menyebarkan hoaks.

Ketiga rekan Al-Najdi pun ditahan tanpa melalui proses hukum dan pengadilan oleh pemerintah Mesir. Mereka adalah Hisham Abdel Aziz, Bahauddin Ibrahim, dan Rabie el-Sheikh, yang masing-masing ditangkap pada Juni 2019, Februari 2020, dan Agustus 2021.

Atas penahanan itu, kondisi kesehatan Al-Najdi memburuk. Dia menderita diabetes, hipertensi, dan kondisi kronis lainnya lantaran tidak menerima layanan kesehatan selama dibui.