Raja Belanda kembali minta maaf atas perbudakan masa lalu, kali ini ke Suriname

Perbudakan dihapuskan di Suriname dan koloni Belanda di Karibia pada 1 Juli 1863.

Raja Belanda Willem-Alexander meletakkan karangan bunga di monumen perbudakan setelah meminta maaf atas peran rumah kerajaan dalam perbudakan dan meminta maaf dalam pidato untuk memperingati ulang tahun negara yang menghapus perbudakan di Amsterdam, Belanda, Sabtu , 1 Juli 2023. Foto Remko de Waal/Pool via AP.

Raja Willem-Alexander dari Belanda pada Sabtu (1/7), meminta maaf atas peran negaranya dalam perbudakan. Permintaan maaf itu dilakukannya dalam pidato bersejarah yang disambut sorak-sorai di sebuah acara untuk memperingati peringatan penghapusan perbudakan di koloni Belanda.

Pidato raja mengikuti permintaan maaf Perdana Menteri Belanda Mark Rutte akhir tahun lalu, atas peran negara dalam perdagangan budak dan perbudakan. Ekspresi penyesalan publik adalah bagian dari perhitungan yang lebih luas dengan sejarah kolonial di Barat yang didorong oleh gerakan Black Lives Matter dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam pidato emosionalnya, Willem-Alexander mengacu kembali pada permintaan maaf perdana menteri saat dia mengatakan kepada kerumunan tamu undangan dan penonton: “Hari ini, saya berdiri di hadapan Anda. Hari ini, sebagai raja Anda dan sebagai anggota pemerintah, saya membuat permintaan maaf ini sendiri. Dan saya merasakan beban kata-kata di hati dan jiwa saya.”

Raja berkata, telah menugaskan sebuah studi tentang peran yang tepat dari keluarga kerajaan bernama Orange-Nassau dalam perbudakan di Belanda.

“Tetapi hari ini, pada hari peringatan ini, saya meminta maaf atas kegagalan yang jelas dalam menghadapi kejahatan terhadap kemanusiaan ini,” tambahnya.