Situasi memanas, AS tarik pasukan dari Libya

Komando AS untuk Afrika menyatakan bahwa realitas keamanan lapangan di Libya tumbuh semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi.

Anggota Tentara Nasional Libya (LNA), yang dikomando oleh Khalifa Haftar, berpose saat mereka keluar dari Benghazi untuk memperkuat pasukan masuk ke Tripoli, di Benghazi, Libya, Minggu (7/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Esam Omram Al-Fetori

Amerika Serikat menarik pasukannya dari Libya pada Minggu (7/4) di tengah gelombang kekerasan di ibu kota Tripoli. Hal ini disampaikan oleh komandan utama AS untuk Afrika. 

"Realitas keamanan lapangan di Libya tumbuh semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi," ungkap Jenderal Thomas Waldhauser, kepala komando AS untuk Afrika pada Minggu lewat sebuah pernyataan. "Meski dengan penyesuaian pasukan, kami akan terus tangkas dalam mendukung strategi AS."

Pasukan AS, yang memberikan dukungan militer untuk misi diplomatik, kegiatan kontraterorisme dan meningkatkan keamanan regional, telah dipindahkan sementara sebagai respons meningkatnya kerusuhan.

Kolonel Chris Karns, juru bicara untuk Komando Afrika, menegaskan bahwa pergerakan pasukan tidak akan memengaruhi kemampuan untuk merespons ancaman dan target.

"Untuk alasan keamanan, saya tidak akan menentukan di mana pasukan ini akan berada," kata Karns. "Adalah penting bahwa kelompok seperti ISIS, tidak memiliki peta yang tepat tentang keberadaan kami, tetapi sebaliknya kami menggunakan sumber daya kami yang terbatas di benua itu untuk penyesuaian dengan cepat, efisien, dan bekerja efek maksimal."