Transisi energi Indonesia targetkan reduksi 198 juta ton CO2

Ada beberapa strategi yang akan diterapkan Indonesia untuk mencapai nol emisi.

Ilustrasi C20. Foto civil-20.org

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bisa mereduksi 198 ton CO2 pada 2025 mendatang. Langkah ini dilakukan sebagai tahap awal menuju transisi energi nol emisi pada 2060 mendatang.

Dalam paparannya di C20 Kick-Off Meeting & Ceremony: Listening to the World, Senin (7/3), Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, ada beberapa strategi yang akan diterapkan Indonesia untuk mencapai nol emisi. Selama empat tahun ke depan terhitung sejak 2021, Indonesia akan mengurangi pemakaian gas LPG dan menggantinya dengan kompor induksi yang lebih ramah lingkungan bagi 8,2 juta rumah tangga. Penyediaan bahan bakar ramah lingkungan juga akan dilakukan terhadap 8,2 juta rumah tangga tersebut.

“Pemerintah juga akan menyiapkan sekitar 400.000 mobil listrik dan 1,2 sepeda listrik ramah lingkungan serta mengimplementasikan manajemen energi bersih,” imbuh Tasrif. Ke depan reduksi CO2 akan terus meningkat menjadi 314 juta ton pada 2030 dan 475 juta ton pada 2035.

Indonesia memiliki target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan akan dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030. Untuk mengakselerasi target ini Indonesia akan mengoperasikan panel surya untuk memenuhi tambahan 3,6 GW energi listrik.

Sebelumnya seperti dikutip dari website resmi ESDM, Direktur Pembinaan Program Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu menyampaikan, sampai dengan semester I-2020, total kapasitas pembangkit listrik terpasang nasional sudah mencapai 71 GW. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara masih mendominasi suplai energi listrik di Indonesia sedangkan pembangkit listrik EBT mengambil porsi 14,69% dari total kapasitas pembangkit listrik terpasang nasional.