Untung rugi perang dagang antara China dengan AS

China bisa saja mempertimbangkan kebijakan yang merugikan bagi perusahaan asal AS di China. 

Ilustrasi pengiriman barang China/ Shutterstock

Hubungan perdagangan antara China dengan Amerika Serikat (AS) makin dingin, pasca Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif untuk baja dan alumunium impor. Meski begitu, China bersikap tenang atas kebijakan perdagangan yang memberatkan tersebut. 

Usai Gedung Putih mengumumkan tarif impor baja 25% dan alumunium sebesar 10%, China memang tidak langsung membalas dengan kebijakan ekonomi yang menekan AS. Negara tembok besar ini justru seperti tidak ingin ambil pusing dengan keputusan tersebut. 

Hal ini tercermin dari pernyataan Menteri Perdagangan China Zhong Shan pada pekan ini. Zhong bilang bahwa China tidak akan terpancing atas kebijakan-kebijakan yang dinilai merugikan. Bahkan ia menegaskan tidak ada perang dagang antara China dan AS seperti yang selama ini ditulis oleh sejumlah media. 

"Tidak ada pemenang dalam perang dagang. Justru yang ada membawa bencana bagi kedua negara bahkan ke seluruh dunia," tukas Zhong seperti dikutip dari CNBC

Apa yang dikatakan Zhong seakan menandaskan tidak ada perang antara kedua negara. Bahkan Zhong tegas menyebut tidak akan mengubah strategi investasi di negaranya yang mulai terbuka dengan investor asing. Para pengusaha China memang gusar atas kebijakan AS tersebut dan meminta pengetatan kerjasama perdagangan dengan negeri Paman Sam.