Usai kerusuhan, Presiden Brasil pecat panglima militer

Tomas Ribeiro Paiva, sampai sekarang panglima angkatan darat tenggara, bersumpah bahwa militer "akan terus menjamin demokrasi.

Lula Da Silva. Foto AFP

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mendepak komandan tentara Brasil, Jumat (22/1). Pemecatan terjadi dua minggu setelah kelompok loyalis presiden sayap kanan terdahulu, Jair Bolsonaro menggeledah gedung-gedung kekuasaan di Brasilia. Para pendukung Bolsonaro itu belum terima kalah dari pilpres lalu.

Pemecatan Julio Cesar de Arruda oleh sayap kiri veteran itu, yang dikonfirmasikan kepada AFP oleh sumber-sumber militer, terjadi sehari sebelum Lula melakukan perjalanan pertamanya ke luar negeri—ke Argentina—saat ia bergerak untuk mengembalikan pusat kekuatan Amerika Selatan itu ke panggung internasional.

Arruda baru menjabat pada 30 Desember, dua hari sebelum akhir masa jabatan presiden Jair Bolsonaro, dan dikonfirmasi oleh pemerintahan Lula pada awal Januari.

Lula mengadakan pertemuan pertamanya dengan petinggi militernya pada hari Jumat. Tidak ada peserta yang membuat pernyataan sesudahnya. Lula mencopot beberapa lusin tentara dari unit keamanannya setelah kerusuhan.

Pada 8 Januari, pendukung Bolsonaro menggeledah istana kepresidenan, Mahkamah Agung, dan Kongres di Brasilia, memecahkan jendela dan furnitur, menghancurkan karya seni yang tak ternilai harganya, dan meninggalkan pesan grafiti yang menyerukan kudeta militer.