5 strategi pemerintah menghadapi perubahan iklim di sektor kelautan

Laut Indonesia menghadapi tantangan dan kendala yang berkaitan dengan perubahan iklim.

Ilustrasi sumber daya laut. Pixabay

Potensi sumber daya kelautan Indonesia dirasa masih belum sepenuhnya bisa dikelola dengan baik. Karenanya, acara Marine Spatial Planning & Services Expo 2022 digelar di Pullman Jakarta Central Park pada 13-15 September 2022 untuk membahas lebih lanjut mengenai pengelolaan ruang laut agar dapat terus maju.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Victor Gustaaf Manoppo mengatakan, pemerintah dan masyarakat memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara, dan mengelola sumber daya alam negeri, khususnya kelautan yang mencakup dua pertiga wilayah negara Indonesia.

“Potensi kelautan yang kita miliki sampai saat ini sangat besar. Indonesia punya kurang lebih 17.000 pulau dengan luas pantai sebesar 6,4 juta km2, yang di dalamnya memiliki berbagai macam spesies ikan dan biota yang tidak dimiliki oleh negara lain,” ungkapnya.

Namun, terlepas dari potensi yang dimiliki, laut Indonesia menghadapi tantangan dan kendala yang berkaitan dengan perubahan iklim. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan lima strategi.

“Strategi pertama adalah perluasan kawasan konservasi laut yang sangat berkaitan erat dengan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kawasan konservasi Indonesia seluas 28,4 juta hektare melindungi ekosistem pesisir yang penting bagi ketahanan iklim. Saat ini, kawasan konservasi yang ada melindungi sekitar 3% atau sekitar 88.000 hektare ekosistem mangrove Indonesia dan 34% atau sekitar 50.000 hektare padang lamun Indonesia,” jelas Victor.