Beribadah sembari ziarah di masjid warisan zaman Belanda

Masjid Luar Batang tak pernah sepi oleh jamaah atau pengunjung. Ada saja masyarakat yang datang dengan keperluan berbeda-beda.

Suasana Masjid Luar Batang saat malam di bulan Ramadan. Alinea.id/Achmad Al Fiqri

Lantunan ayat Alquran berkumandang lewat pengeras suara sebuah masjid yang terletak di Jalan Luar Batang V Nomor 12, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu, 11 Mei 2019. Suara itu bersumber dari sebuah masjid yang dianggap keramat oleh warga sekitar. Itu sebabnya, tempat ibadah itu dinamai Masjid Keramat Luar Batang atau lebih dikenal Masjid Luar Batang.

Selama Ramadan, Masjid Luar Batang tak pernah sepi oleh jamaah atau pengunjung. Ada saja masyarakat yang datang dengan keperluan berbeda-beda.

Selain mengikuti kegiatan kultum atau kuliah tujuh menit sebelum berbuka puasa dan dilanjut tadarusan selepas Salat Tarawih, ada juga yang sengaja datang untuk berziarah ke makam pendiri Masjid Luar Batang, Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Alaydrus.

Menurut Ketua Seski Dakwah Masjid Luar Batang, Haji Maswi, makam Habib Husein yang terletak di selasar masjid tak pernah ditutup, kecuali memasuki waktu salat. Makam tersebut selalu terbuka untuk pengunjung dari mana pun yang hendak berziarah. 

Haji Maswi mengatakan, sebagian besar pengunjung Masjid Luar Batang berasal dari luar kota. Biasanya, mereka rela sampai menginap di saat bulan Ramadan seperti ini. Bukan Cuma sehari atau dua hari, bahkan ada yang sampai seminggu lamanya menginap di masjid yang dibangun sejak zaman Belanda atau pada abad ke-18 itu.