EV makin populer, hemat biaya, ramah lingkungan, dan makin mudah di-charge. Inilah alasan orang beralih ke mobil listrik.
Popularitas mobil listrik (electric vehicle/EV) meledak dalam beberapa tahun terakhir. Di Amerika Serikat, kini sekitar 8% penjualan mobil baru adalah mobil listrik. Secara global, angkanya sudah mencapai lebih dari 20%. Di China, hampir separuh pembeli mobil beralih ke listrik; di Denmark, angkanya tembus 63%.
"Ketika saya mendatangi dealer EV untuk test drive, antreannya mengular. Niat awal saya membeli EV adalah demi lingkungan. Namun begitu duduk di balik kemudi, saya menemukan: mobil listrik juga luar biasa nyaman dikendarai," kata penulis buku Warrior Won, Meryl Davids Landau, seperti dikutip dari National Geographic, Jumat (19/9).
Landau bercerita ia sampai harus mempelajari kosakata baru di jagat permesinan karena jadi pengoleksi sedan EV. Ia mencontohkan kapasitas, jarak tempuh, pengereman regeneratif, dan pengisian level dua.
Dulu, yang jadi perhatian utama Landau saat membeli kendaraan baru ialah soal gaya, ukuran, dan warna. "Sebab untuk pertama kalinya, saya masuk pasar EV," imbuh perempuan yang sehari-hari jadi jurnalis lepas itu.
Penjualan EV memang terus menghijau. International Energy Agency mencatat ada 17 juta unit EV terjual di seluruh dunia pada 2024 atau naik kisaran 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, jumlah EV yang terjual baru 3,5 juta unit pada 2020.