Musabab angka pernikahan merosot

Dibandingkan tahun 2013, angka pernikahan di Indonesia pada 2023 merosot drastis. Apa penyebabnya?

Ilustrasi cincin pernikahan./Foto qimono/Pixabay.com

Melalui publikasi Statistik Indonesia 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka pernikahan di Indonesia pada 2023 sebanyak 1.577.255. Jumlah tersebut turun 164.794 dibandingkan tahun 2021 yang sebanyak 1.742.049, dan turun 128.093 dari tahun 2022 yang sebanyak 1.705.348. Data yang disajikan kecuali Papua Barat Daya pada 2021 dan 2022, Papua Selatan pada 2021 dan 2022, Papua Tengah pada 2021 dan 2022, serta Papua Pegunungan pada 2021, 2022, dan 2023.

Angka pernikahan itu menyusut drastis dibandingkan 10 tahun lalu. Pada 2013, mengutip Statistik Indonesia 2015, angka pernikahan di Indonesia sebanyak 2.210.046. Lalu, turun menjadi 2.110.776 pada 2014. Angka tersebut kemudian menurun dalam dua tahun berikutnya.

Pada 2015, angka pernikahan sebanyak 1.958.394, dan 2016 sebanyak 1.837.185. Lalu, naik kembali pada 2017 sebanyak 1.936.934 dan 2018 sebanyak 2.016.171. Akan tetapi, kembali merosot. Pada 2019 jumlahnya sebanyak 1.968.978, 2020 sebanyak 1.792.548, dan 2021 sebanyak 1.742.049.

Menanggapi turunnya angka pernikahan di Indonesia tersebut, sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengamati, salah satu faktornya karena ada trauma pada seseorang, sehingga memutuskan untuk tidak menikah.

“Anak-anak akan bertumbuh bersama keluarganya. Ketika ia menyaksikan sebuah kejadian yang tidak mengenakan, seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, dan pembunuhan, yang ia dapatkan dari keluarga atau orang terdekatnya, ini akan membentuk orang tersebut,” ujar Drajat kepada Alinea.id, Kamis (7/3).