Misteri relasi Habibie-Soeharto

Persahabatan keluarga Habibie dengan Soeharto terjalin lama. Tapi hubungan dua orang itu memburuk hingga akhir hayat.

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengusung peti jenazah almarhum Presiden Ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie menuju ke liang lahat saat tiba dalam upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9)./Antara Foto

Cinta rakyat kepada pemimpinnya terlihat nyata saat proses pemakaman mendiang Bacharuddin Jusuf Habibie. Yang muda dan tua rela meluangkan waktu ikut melepas kepergian Presiden ketiga RI itu. Mereka berbondong-bondong menuju tempat peristirahatan terakhir Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, kemarin.

Hingga kemarin, para kerabat masih terus berdatangan ke rumah duka untuk mengucapkan duka. Namun, menurut Sekretaris Pribadi mendiang Habibie, Rubijanto, belum ada perwakilan Keluarga Cendana yang hadir melayat. Keluarga Cendana yang dimaksud ialah keluarga Presiden kedua RI Soeharto. 

Rubijanto mengatakan tidak ada perwakilan dari keluarga itu hadir ketika Habibie tutup usia. "Enggak ada (geleng kepala), mungkin mereka sibuk, sedang ke luar kota, saya tidak tahu," kata Rubi di rumah duka, Jalan Patra Kuningan XIII Jakarta Selatan, Kamis (12/9), seperti ditulis Suara.com.

Kedekatan keluarga Habibie-Soeharto terbangun sejak lama. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu mengaku kenal Soeharto saat masih remaja, tepatnya pada awal 1950. Saat itu, Soeharto yang berpangkat letnan kolonel Angkatan Darat bertugas di Makassar untuk memimpin Brigade Mataram.

Namun, hubungan yang manis itu putus pada 21 Mei 1998. Saat itu Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta. Saat itu posisi Soeharto memang terjepit. Pada saat yang sama, Habibie yang wakil presiden menggantikan posisi Soeharto. Saat itu pula ia diambil sumpah sebagai presiden. Inilah pertemuan terakhir mereka.