Rasisme karena coronavirus di Asia

Perilaku rasis terhadap orang-orang China terjadi di sejumlah negara Asia, seperti Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia.

Ilustrasi rasisme coronavirus. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Perlakuan rasis diakui seorang mahasiswi asal Indonesia yang berkuliah di Ferris State University, Michigan, Amerika Serikat bernama Andri Stephanie. Stephanie pernah menyaksikan sendiri gelagat para pejalan kaki, yang terkesan menghindar ketika berpapasan dengan mahasiswa asal China.

Stephanie mengatakan, berdasarkan pengamatannya, coronavirus bukan cuma membuat stigma terhadap orang-orang China, tetapi juga terhadap orang Asia lainnya, dengan ciri-ciri fisik berkulit kuning langsat, bermata sipit, dan berambut hitam.

“Jadi, enggak hanya orang China, Korea juga kena perlakuan gitu. Cuma enggak terang-terangan. Orang Indonesia di sini kelihatan enggak kayak orang Asia, jadi enggak kena,” tuturnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Senin (10/2).

Staf pengajar Jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Zamzam Fauzanafi yang sedang mendampingi istrinya menyelesaikan studi di University of Nottingham, Inggris juga membenarkan adanya perlakuan rasis terhadap orang-orang China.

Di kota-kota besar, seperti London, kata Zamzam, orang-orang China digambarkan sebagai pembawa wabah coronavirus. Restoran China di Inggris sepi dan mengalami penurunan pengunjung secara signifikan.