Aksi 212: Kehilangan pamor dan konsisten senggol Ahok

Aksi demonstrasi PA 212 kembali digelar di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/2). Bagaimana media mengaver aksi ini?

Umat muslim menunaikan salat saat mengikuti Aksi 212 "Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI" di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (21/2/2020). Foto Antara/Dhemas Reviyanto/foc.

Persaudaraan Alumni (PA) 212 mulai kehilangan pamor. Aksi demonstrasi yang digelar di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/2) itu tak lagi mendapat tempat utama di media online. 

Aksi ini bertajuk “Berantas Megakorupsi, Selamatkan NKRI”. Dalam reli, kelompok yang dikomandoi Slamet Maarif tersebut mengusung enam agenda. “Benang merahnya”, isu korupsi.

Berbeda dengan aksi-aksi pada 2016 silam yang mendapatkan tempat di berbagai media online. Kecuali bagi daerah-daerah yang masih kental nuansa agamanya, seperti Aceh dan Riau. Itu seperti yang terekam dalam hasil riset Alinea.id. Sejak 18-23 Februari 2020, setidaknya terdapat delapan isu dalam 1.206 berita dari 301 media dalam jaringan atau daring (online).

Tercatat 10 portal online terintensif memberitakan PA 212 pada medio Februari 2020. Sebanyak tujuh di antaranya, merupakan media arus utama (mainstream). Detik.com membuat konten terbanyak (97 artikel). Lalu, disusul Indozone.id (49 artikel), Tribunnews.com (43 artikel), Tempo.co (31 artikel), Suara.com (30 artikel), Akurat.co (29 artikel), Wartaekonomi.co.id (25 artikel), serta Harianaceh.co.id, Kumparan.com, dan Riau24.com masing-masing 24 artikel.

Agenda PA 212 juga tak lagi “seksi”. Tecermin dari delapan isu tertinggi pada pemberitaan portal online, tak semua agenda PA 212 “dilahap” media. Bahkan, menjadi concern utama. Seperti kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR; penyelesaian korupsi penjualan kondensat yang menjerat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Honggo Wendratno; pencopotan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah komando Firli Bahuri cs; dan tuntutan penerapan potong tangan untuk koruptor.